Sunday, December 29, 2013

Bahagia Dan Jatuh Cinta

Ada dua,

Tidak kurang tidak juga lebih dari cukup.

Ingin kutanyakan langsung padanya. Sambil menggenggam jemari mungilnya yang tidak bisa dikatakan lentik. Menatap kedua matanya yang tidak pernah terlihat kosong. Juga sambil menanti senyum manisnya yang kerap bisa menenangkan hati.

Kesempatan ini datang hanya sekali,

Maka akan kugunakan dengan baik-baik dan hati-hati.

Aku janji,

Setelah kuperoleh jawabannya. Apapun itu. Ada tidaknya pengaruh pada hati dan hidupku, aku akan pergi.

"Bahagia kah kamu?",

"Apa kamu jatuh cinta?",

Itu saja,

Lalu apa jawabannya...

Saturday, December 28, 2013

Ada Berapa Banyak?

Aku tidak sanggup mengingat setiap satu namanya.

Wajah mungkin aku masih bisa,

Samar...

Tapi mereka semua terlihat hampir serupa.

Sama-sama berkulit putih; berambut hitam panjang, yang membedakan hanya ada yang ikal bergelombang dan ada yang lurus halus; tidak tinggi, biasa-biasa saja; dan semuanya sama-sama pandai berbicara juga mengambil hati lawan bicaranya.

Mereka kira akan mudah mengambil hatiku?. Mereka salah.

Aku tidak pernah ambil pusing tentang apa pekerjaan mereka...

Toh, anakku yang akan bertanggung jawab. Itu sudah kewajibannya sebagai seorang laki-laki. Kepala rumah tangga.

Dokter...
Bankir...
Guru...
Wartawati...
Artis terkenal sekalipun,

Terserahlah.

Memangnya itu semua bisa menjamin kelak dia bisa menjadi seorang ibu dan istri yang baik?. Belum tentu.

Aaah...

Apa aku ini ibu yang egois? banyak aturan dan maunya.

Tak peduli...

Aku cuma ingin anak lelakiku tau. Mengerti, bahwa memilih seorang istri tidak bisa hanya dari apa yang terlihat di mata.

Itu saja...

Jadi nak, mau berapa banyak lagi yang kau kenalkan padaku. Semuanya tampak begitu sempurna hanya di mata saja.

Bu, Kenalkan

"Yang selalu ada disampingmu di saat-saat terburuk hidupmu, bukan yang hanya mendengar ceritanya saja"

Kurang lebih begitu nasihatnya,

Uhm,

Sederhana tapi sulit.

Seingatku...

Semuanya pergi disaat langit duniaku runtuh, datang ketika langit duniaku berpelangi.

Sebentar,

Coba kuingat-ingat lagi. Barang kali ada satu atau dua nama yang terlewat. Yang terlupakan.

Ada,

Hanya ada satu. Tepatnya.

Bu,

Sudah kutemukan calon menantu yang tepat untukmu. Calon ibu yang sempurna untuk anak-anakku. Calon pendamping hidup untukku.

Kenalkan...

Dia masa laluku.

Friday, December 27, 2013

*belum punya judul

Cerminnya jatuh,

Pecah, menjadi kepingan-kepingan kecil berserakan begitu saja di lantai.

Tidak kupungut.

Buat apa?

Sudah hancur.

Cukup dengan hanya melihatnya terjatuh saja sudah menyesakkan hati. Apalagi kalau harus kupungut. Jariku bisa berdarah, terkena sayatan ujung pecahannya yang tajam.

Jiwaku sudah terluka...

Masa harus ragaku juga.

Biar saja,

Lebih baik pecahannya disingkirkan jauh-jauh.

Sepi...

Kosong...

Ada yang hilang. Kusadari bahwa cermin itu adalah impianku. Ketika cermin itu jatuh, pecah, saat itu juga impianku menghilang.

Sirna...

Tak apa.

Suatu hari nanti akan ada cermin yang baru. Akan kujaga dengan baik.

Kamu...

Yang saat ini sedang bergeliat manja dalam rahimku.

Kamu...

Impianku.

Wednesday, December 25, 2013

Masih Mau Menunggu?

Kuperhatikan ragamu dengan seksama,

Kulitmu putih...
Rambutmu indah...
Senyummu manis...
Jemarimu lentik...
Suaramu lembut...

Uhm,

Aku rasa kamu bisa dengan mudah menarik perhatian dan menaklukkan hati lelaki manapun.

Yang kamu mau...

Sungguh. Tidak pernah terbersitkah itu bahkan sekelibat di benakmu?.

Lalu kenapa...

Kamu masih bersikukuh diam disampingnya?. Lelaki yang katamu adalah kekasihmu, namun jarang sekalu terlihat ada disisimu.

Dimana dia?,

Menghabiskan waktunya lebih banyak untuk bersenang-senang tidak denganmu. Lebih suka memanfaatkan sisa waktu luangnya untuk tidur nyenyak, bukannya menemuimu. Mengirim pesan singkat padamu hanya untuk mengucapkan maaf karena lagi-lagi melupakan janjinya padamu.

Sayangkah itu namanya?,

Aku tau,

Bagaimana rasanya.

Berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Berharap akan ada satu waktu dimana dia akhirnya menyadari keberadaan dirimu.

Tapi sungguh,

Waktu tidak mungkin mengikuti, menunggu alurmu yang sengaja kau perlambat. Waktu punya alurnya sendiri.

Maka,

Masihkah kamu mau menunggunya?

Monday, December 23, 2013

Aku Merinding Dengan Hanya Membayangkannya Saja

Mudah sekali...

Siapapun bisa, tidak akan butuh waktu lebih lama dari satu atau dua kedipan mata untuk melakukannya.

Cukup sebarkan isu tentang salah satu agama,

Bisa juga dengan memasang poster bertuliskan nada sindiran terhadap salah satu agama.

Halangi mereka merayakan hari raya sucinya.

Agama apapun. Pilih acak satu atau dua dari sekian.

BAM!!!

Negara ini, bah bukan! negara manapun rasanya akan pelan-pelan porak poranda.

Aaah...

Merinding membayangkannya.

Memangnya ada? yang begitu tega melakukan itu kepada negaranya. Menjatuhkan tak hanya harga diri negaranya, tapi juga harga dirinya sendiri demi kepentingan entah apa itu yang sebenarnya tidak akan abadi.

Hmmm...

Lebih baik membayangkan antara satu dan lainnya hidup saling berdampingan. Menghargai juga menghormati sesama manusia apapun kepercayaan yang dianutnya.

Bukankah semua agama pada dasarnya mengajarkan kebaikan?

Siapa yang tidak mau,

Mewariskan kedamaian dan kehangatan antar sesama untuk anak, cucu, cicitnya kelak.

Aku tidak sedang menyindir siapapun. Aku hanya salah satu dari sekian banyak calon ibu/nenek/buyut yang sedang mencemaskan kehidupan keturunanku nanti.

Akankan masih tersisa kedamaian di hati? untuk mereka.

Mudah-mudahan masih...

Tuesday, December 10, 2013

Ka, Dengar Dulu Sebentar...

"Kalo benar cuma ada dua jenis  laki-laki di dunia ini...penyuka sesama jenis dan bajingan, Aku yang mana Bu?",

Tanyamu pagi ini.

Belum sempat aku menjawab, kamu sudah bertanya lagi.

"Aku bukan dua-duanya, ya kan Bu?. Aku ini laki-laki yang sedang mencari. Itu Aku. Benar tidak Bu?",

Aku rasa sedang ada yang mengganggu pikiran anak laki-laki pertamaku.

Aku tersenyum...

Kamu diam, mengusap pelan wajahmu...

Sekelibat kilas balik ke beberapa hari lalu Kamu bercerita tentang teman-temanmu yang satu persatu melepas masa lajangnya.

Itu kah yang sedang mengganggumu Ka?

Mereka sudah melangkah maju merangkai hidup baru. Sedangkan Kamu masih sendiri.

Disini,

Bersama Aku dan Ayahmu.

"Kamu ini kenapa Ka?",

Candaku pelan sambil menuangkan kopi hitam pahit kesukaanmu kedalam cangkir. Teman sarapan pagimu.

Kamu tersenyum simpul...

"Kamu malu, belum menikah sementara teman-temanmu sudah?",

Tanyaku lagi. Kamu diam.

"Kok gitu aja repot. Ocehan teman-temanmu itu jangan didengar. Menikah kan bukan balapan. Semua ada waktunya masing-masing",

Kamu masih diam...

"Tidak usah buru-buru. Mencari, memilih calon istri itu ga bisa terburu-buru...ga bisa diburu-buru",

Ucapku pelan sambil mengusap kepalamu.

"Tapi aku...",

Kamu menahan kata-katamu.

Aku mengerti Ka. Ini semua bukan sekedar karena teman-temanmu; Aku dan ayahmu; usiamu. Aku mengerti Ka. Kamu, anak lelaki pertamaku sedang bergelut dengan perasaannya sendiri.

"Ah sudahlah",

Serumu tiba-tiba. Berdiri dari dudukmu bersiap-siap pergi.

"Ka, dengar dulu sebentar. Aku mengerti. Begini, diantara mereka, carilah satu. Yang setia menemanimu disaat-saat terburuk hidupmu. Bukan yang hanya mendengar ceritanya, disaat semua sudah baik-baik saja".

Kamu tersenyum hangat...

Kamu pintar,

Kamu pasti mengerti maksudku.

Sunday, December 08, 2013

Bu, Boleh Tidak?

Bu,

Teman-temanku bilang,

Iya teman-temanku, baik yang perempuan ataupun yang laki-laki...

Mereka bilang kalau cuma ada dua jenis laki-laki di dunia ini. Yang pertama itu penyuka sesama jenis dan satunya lagi itu bajingan.

Setauku ya bu,

Sampai detik ini aku masih menyukai perempuan. Ah bukan! bukan! wanita, maksudku. Iya. Aku masih mengagumi kepribadian juga jiwa raga mereka.

Bajingan?

Yang seperti apa bajingan itu Bu?. Yang selalu menyakiti hati wanita kah, yang tidak pernah menghormati harga diri wanita kah?.

Aku tidak tau...

Kalau itu yang dinamakan bajingan,

Seingatku dari kecil Ibu selalu mengajarkanku untuk selalu melindungi dan menghargai wanita. Bapak juga selama 29 tahun aku hidup di dunia ini tidak pernah tidak baik dalam memperlakukan Ibu.

Aku tumbuh dewasa ditemani contoh yang baik. Tidak berlebihan rasanya jika aku menolak termasuk dalam jenis laki-laki bajingan.

Lalu...

Aku jenis laki-laki yang mana kalau begitu?

Bu,

Boleh tidak, kalau saat ini aku hanya bisa bilang aku adalah laki-laki yang sedang mencari...

Wednesday, December 04, 2013

Biru Atau Merah Muda

Uhm...

Apa yang harus kulakukan padamu dan denganmu nanti?

Biru atau merah muda...

Entahlah...

Aku tak tau dan juga tidak punya nyali sedikitpun untuk meminta salah satunya kepada Sang Maha.

Melihat samar detak jantung mungilmu saja aku sudah bersyukur. Merasakan kehadiranmu saja sudah membuatku kehabisan kata-kata.

Biru atau merah muda...

Bukan masalah, meskipun di hati terkadang ada sekelibat berharap akan salah satunya.

Tapi tidak,

Biru atau merah muda...

Kuserahkan kembali semuanya dengan ikhlas kepada pemilikmu. Sang Maha.

Tuesday, December 03, 2013

Air Mata

Air mata...

Kamu datang dengan diiringi air mata. Air mataku tentunya.

Bukan,

Bukan tipe air mata yang mengalir turun ke pipi disertai rasa sesak tertahan di dada. Tapi jenis air mata yang jatuh dengan lembut ditemani senyuman di bibir dan debar jantung yang terasa menyenangkan.

Mengerti tidak?

Kamu...

Air mata bahagiaku.