Tuesday, July 22, 2014

Lalu Aku?

Kamu...

Yang padahal hanya terpisah jarak, bukan ruang dan waktu.

Aku mau ada disana,

Meski tidak tepat disampingmu, menyentuh ragamu. Menangkapmu dalam jarak pandangku pun cukup. Untukku.

Aku mau ada disetiap langkahmu, menemanimu di saat-saat terpenting hidupmu. Baik, buruk, susah atau senang. Tidak perlu harus ada disana secara nyata, sungguh aku tau itu tidak mungkin. Hanya mendengar ceritanya langsung dari mulutmu pun, cukup.

Lihat kan?

Aku tidak pernah meminta lebih dari yang aku tau adalah hak ku.

Mereka ada disisimu,

Begitu juga dia,

Lalu aku?

Apakah aku memang sudah seharusnya begitu saja tersingkirkan...

Friday, July 18, 2014

Anandayu Rayya Shaliha

Aku baru mengenalnya tiga minggu saja.

Iya,

Cuma baru tiga minggu, tapi dia sudah mampu membuatku jatuh hati sejak pertama kami bertemu. Bertatap muka.

Saat itu...

Hari Sabtu sore sebelum adzan magrib berkumandang. Aku masih ingat, bagaimana suaranya memecah kesunyian di ruang putih itu. Nyaringnya mampu membuat kedua mataku yang awalnya berat untuk kubuka, terbuka lebar dengan seketika.

Meski samar,

Aku bisa melihat wajahnya. Bibir mungilnya yang berwarna merah muda. Rambut tebalnya yang berwarna hitam legam. Dan mata bulatnya yang berwarna coklat tua.

Samar...

Tapi hingga saat ini, aku masih mampu mengingat pertemuan pertama kami dengan baik.

Aku jatuh hati.

Jatuh cinta tepatnya kalau mereka bilang. Persetan dengan teori tidak ada manusia yang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama.

Ada!

Aku buktinya..

Dengan sesosok bayi mungil bernama Anandayu Rayya Shaliha. Bayi mungil yang lahir dari rahimku sendiri.

Iya,

Kupanggil dia Rayya.

Saturday, July 05, 2014

Cuma Kurang Satu

Hari itu datang juga,

Ketika sapaan pertama akhirnya datang darimu...

Harus menunggu satu kejadian penting di hidupku demi hanya untuk mendapat sapaan itu.

Tak apa,

Lama memang...

Tapi yang penting hari itu datang juga.

"Selamat ya, sempurna sudag hidupmu sekarang. Aku ikut bahagia".

Ucapmu.

Aku hanya mampu tersenyum menyimpan diam-diam satu rasa.

"Hampir sempurna, cuma kurang satu. Kamu".

Balasku...

Dalam hati.