Friday, November 27, 2015

Dia Bukan Topeng Monyet

"Tepuk tangaaaaan!!!"

"Nyanyi dulu...gimana nyanyinya, gimanaaaa???"

"Salam dulu, ayo salam dulu"

"Joget de, jogeeeet"

Dan lainnya, dan lainnya, dan lainnya, dan lain-lainnya. Semua kalimat yang mengintimidasi itu mereka katakan padanya. Kepada putri kecilku.

Jujur saja,

Terkadang aku muak mendengar mereka.

Ingin rasanya aku berteriak,

"Berisiiiik!!!".

Tapi,

Yang bisa kulakukan hanya menatap orang-orang itu dengan pandangan heran. Menghela nafasku sambil tersenyum sinis, kemudian menghampiri buah hatiku seraya mengusap lembut pipinya, lalu tersenyum padanya. Berbisik....

"Kalau ga mau, ga usah. Ga apa-apa kok".

Uhm,

Anakkku bukan topeng monyet.

Aku ingin mereka tau itu. Aku ingin mereka semua memahami itu. Memahami kalau apa yang bagi mereka mungkin hanya sebuah gurauan atau hiburan dikala mereka sedang senggang itu, berharga lebih dari sekedar pemandangan semata untukku.

Biarkan saja dia melakukan semuanya tanpa paksaan...

Dia akan tiba-tiba saja menyanyi sambil asik membuka halaman demi halaman buku cerita bergambar favoritnya. Dia bertepuk tangan dengan penuh semangat setiap kali melihat benda-benda kesukaannya. Dia tidak hanya akan mencium tangan, tapi juga akan memeluk orang yang membuatnya merasa nyaman. Dia menggengam jari siapapun yang ingin dia ajak bermain. Dia suka menggoyangkan badannya setiap kali mendengar musik. Dia akan meneriakan kata gol sambil tertawa riang sesaat setelah menendang bola.

Hhh...

Biarkan saja.

Mari nikmati bersama semua keluguan, kepolosan itu tanpa perlu memerintahnya, memaksanya.
 
 

Thursday, November 26, 2015

Monday, November 23, 2015

One That I Am Missing



Dan akhirnya...
Yang dirindukan muncul juga.

Hai hujan,
Selamat datang...


Thursday, November 19, 2015

Menulis

Untuk saya:

Menulis itu menyenangkan...

Kalau,
Dilakukan tanpa paksaan.

Dan

Sebuah tulisan bisa dibilang bagus...

Jika,
Disampaikan dengan hati yang tulus.

Lalu

Seorang *penulis pantas diacungi jempol...

Bila,
Menyampaikan apa yang mau dia sampaikan tanpa perlu menjatuhkan apa atau siapapun yang ada disekelilingnya.

Begitu kira-kira...

Guilty Pleasure

Kukedip-kedipkan dengan cepat kedua kelopak mataku,

Aduh...

Aku mengantuk.

Tapi,

"Krubuuuk...krrrrbbbk...grrrbbbk...krubuuuk",

Kalau suara itu masih tetap ada, mana bisa aku kembali tidur dengan nyenyak. Maka pilihannya cuma satu. Turun dari tempat tidur lalu keluar dari kamar.

23:49 wib

Kalau tadi aku tidak salah lihat.

Setelah kurang lebih dua menit aku menunggu, akhirnya air di panci mulai panas dan mendidih. Kutegur hatiku agar tidak usah risau. Pilihan ini sudah paling benar. Uhm, paling tidak, untuk malam ini saja. Mungkin.

Entah,

Butuh berapa lama untuk orang lain. Kalau aku, cukup tiga menit saja dari awal menyiapkan mangkuk sampai pada akhirnya mangkuk itu terisi. Aku tidak suka kalau hasil akhirnya terlalu lembek.

Satu...

Dua...

Tiga...

Dimenit ke empat, oke!. Selesai.

Entah apa namanya. Cemilan kah?. Makan berat kah?. Entah. Yang pasti, cocok menemani keterjagaanku di tengah malam.

Mie instan kuah...

Hehehe.

Wednesday, November 18, 2015

A Tale Of Being A Mother

A mother of one.

Yes.

That is me.

Proud? Uhm not yet. Happy? Well am trying to get there. Tired? Oh you tell me. Excited? Hell yes. Bored? Duh, sometimes. Giving up? hmm...I hope not.

Scare...

Takut.

Saya rasa itu kata yang tepat. Takut. Begitu besarnya rasa itu sampai-sampai rasa yang lain pun tertutupi. Iya. Takut.

I just scare that she is going to be just like me.

Sounds silly?...

For some maybe.

Tapi untuk saya, semua ada alasannya. Saya ingin dia menjadi seseorang yang jauh lebih baik daripada saya. Dalam segi apapun. Tutur kata, tutur laku, hati, impian, keberanian dan terutama imannya. Kenapa? Karena saya tau dimana letak kekurangan saya.

This why i hope she can be a lot better than me.

As if, if I had to, I choose to be a fake, a good version of one, when I am around her.

Hmm...

Monday, November 16, 2015

Hi Aku, How's Life?

Kubuka sedikiiiiit saja kelopak mataku,

Ah,

Masih ada 39 menit lagi menuju adzan subuh...

Kupejamkan lagi mataku,

Tapi,

Tidak tidur.

Setelah sekian lama tidak, kali ini kuputuskan untuk berbicara, dengan dia yang kurasa selalu diam-diam menanti sapaanku.

"Hi Aku. How's life?", tanyaku.

Dia tersenyum.

Hening...

"Kosong", jawabnya.

Aku terkejut.

Lagi-lagi hening...

"Rasanya ada sesuatu yang salah. Sesuatu yang tidak berjalan dengan semestinya", sambungnya.

Dia menghela nafas.

Hening...

"Apa?", aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.

Dia tertawa pelan.

Kembali hening...

"Aku". Jawabnya perlahan.

Dan,

Tiba-tiba alunan indah itu terdengar. Alunan indah yang biasa berkumandang lima kali dalam sehari. Alunan indah yang sedemikian rupa lantangnya namun tetap terasa lembut di telinga. Alunan indah yang entah kenapa di kali ini membuatku sedikit merasa sesak.

Kubuka mataku...

Keduanya.

"Dear Aku. How do i suppose to help you then?", bisikku.

Tidak ada jawaban.