Thursday, December 27, 2012

Kamu Boleh Panggil Aku Ita

Sini deh,

Kita berkenalan. Aku rasa tidak perlu dulu saling mengupas terlalu dalam. Bergantian menyebutkan nama masing-masing saja, rasanya sudah lebih dari cukup.

Paling tidak, itu menurutku.

Menurutmu?.

Mari, duduk sebentar saja disampingku. Kalau tidak mau disampingku, kamu boleh duduk dihadapanku. Aku tidak menggigit. Aku tidak pernah tidak memegang kata-kataku sendiri. Aku janji.

Kau tau, kamu tidak perlu hanya melihatku sambil memicingkan kedua mata, mengangkat tinggi sebelah alis atau menyunggingkan senyum sinis tipis dari jauh. Aku jamin, aku ini sebaliknya dari apapun itu yang mungkin kamu bayangkan tentangku.

Iya aku suka membaca. Kalau kegemaranku membaca sedikitnya membuatmu kecil hati, jangan khawatir. Aku membaca bukan untuk menjadi pintar. Aku membaca hanya untuk mengisi waktu.

Iya aku suka menulis. Kalau kesukaanku menulis diam-diam mengganggumu, tenang saja. Aku menulis bukan karena aku ini si cerdas berpengetahuan super luas. Aku menulis karena aku melihat, mendengar dan merasakan.

Iya aku suka memanggang kue. Kalau sekiranya itu juga ternyata perlahan mengintimidasimu, tidak perlu. Aku memanggang kue bukan untuk menunjukkan kemampuanku, tapi untuk sedikit-sedikit menambah pundi-pundi rupiahku.

Masih belum mendinginkan hatimu?

Ini mungkin akan berhasil,

Aku tidak tau bagaimana caranya memoles wajahku dengan kosmetik. Aku tidak tau bagaimana caranya bersikap semanis putri raja. Aku tidak begitu tau banyak tentang teknologi. Aku juga tidak begitu suka menghabiskan waktu diluar rumah.

Bagaimana?.

Begini,

Hentikan berusaha terlalu keras untuk membuat dirimu terlihat jauh lebih baik dariku. Hentikan membawa siapapun disekitarmu untuk diam-diam namun kentara mencibirku. Hentikan sebegitu menggebu-gebunya menunjukkan keeksistensianmu disampingnya padaku.

Sudahlah...

Kamu boleh panggil aku Ita. Namamu siapa?.


dedicated to you that watching over me, "dont worry..."

Wednesday, December 26, 2012

Story #1

04.00am,
Kedua kelopak mata ini masih terasa terlalu berat jika harus dipaksakan untuk terbuka. Tapi, benar-benar harus dibuka ya?.

04.22am,
Harusnya tadi kuturuti apa kata ibu untuk membuat air panas terlebih dulu sebelum mandi. Air di kamar mandi dinginnya keterlaluan, dua lapis handuk saja sama sekali tidak membantu. Akhirnya hari ini datang juga, terlalu cepat rasanya, iya kan?.

04.59am,
Wanita paruh baya itu sudah datang, melemparkan senyum hangatnya kepadaku, aku hanya mengangguk pelan. Enam belas menit terlalu awal dari waktu yang dia janjikan tadi malam. Sudah tidak bisa mundur lagi kah?.

06.34am,
Tak hentinya kupandangi sosok yang ada dihadapanku. Ayu sekali dia hari ini, 'manglingi' kalau orang Jawa bilang. Tapi mengapa dia hanya diam, menatap kosong kepadaku. Mana senyum sumringah yang seharusnya saat ini terlukis di wajahnya?.

06.41am,
Masih ada waktu sebelum jarum pendek menunjuk angka tujuh. Bagaimana ini?.

06.56am,
pesan terkirim: "Jadi membawaku pergi tidak? kutunggu di stasiun kota ya"