Tuesday, July 31, 2012

A Father Daughter's Chat

Untuk bapak, cukup hanya setengah cangkir isi kopi hitam panas. Untukku, sesederhana satu cangkir teh hangat tidak terlalu manis.

Di sore hari...

Bukan lagi membahas pohon anggur yang ternyata sudah berbuah, atau pohon labu yang bunganya sudah mulai bermunculan satu persatu. Bukan juga membahas belasan ikan nila di kolam, yang semakin hari ukurannya semakin membesar.

Kali ini bapak membahas laki-laki...

Bapak bilang,

Carilah yang bisa memilah tutur bahasanya. Entah kepadamu, atau kepada orang-orang disekitarmu, juga kepada mereka yang ada di sekelilingnya. Terutama kepada ayah ibunya. Bukan berarti harus yang ucapnya sebaku para pembaca berita; seberat para politikus dan semanis para pujangga.

Carilah yang tidak mengangkat dagunya terlalu tinggi ketika berjalan. Yang tidak selalu ingin menjadi pemenang, juga tidak selalu ingin menduduki tahta teratas, dan yang tidak harus selalu terlihat tanpa cela. Bukan yang angkuh, haus akan penghargaan dan pujian dari dunia.

Carilah yang mengerti tanggung jawab yang dipikulnya, yang sesungguhnya bahkan sudah tertulis untuknya sejak ia masih ada di dalam rahim ibunya.

Hmm,

Tampak sempurna 'laki-laki' yang digambarkan bapak. Apa masih ada yang seperti itu di dunia ini, atau paling tidak, yang hampir mendekati yang seperti itu. Kalau ada, siapa yang tidak mau?.

Tapi...

Bukankah katanya pasangan kita nanti adalah cerminan dari diri kita sendiri?. Kalo iya, aku rasa aku juga masih harus berkaca dan berbenah diri. Bila ingin mendapat yang baik, maka menjadi baik lah. Bila ingin mendapat yang imannya kuat, maka beriman lah. Seperti itu kira-kira. Mungkin.

"Bukan begitu, pak?", bapak tersenyum.

No comments: