Sunday, April 08, 2012

RIBET...!?!

RIBET!!!

RIBET!!!

RIBET!!!

Teriakmu berulang-ulang sambil menginjak pedal gas mobil dalam-dalam, dan sesekali menghentakkan tangan kananmu dengan keras di kemudi. Sekilas kau tatap aku dengan tatapan tajam, hangat matamu menghilang begitu saja.

Kamu marah,

Rentetan kata-kata keluar satu persatu sambung menyambung berderetan dari mulutmu. Aku bisa mendengarnya, karena semuanya terucap dengan keras. Tidak ada satupun yang bisa aku mengerti, semuanya kau ucap terlalu cepat.

Kamu sedang marah.

...

Salahku.

Karena aku yang entah kenapa di kali ini memilih untuk hanya menggunakan emosiku tinimbang logikaku dalam menanggapi kedatanganmu. Karena aku yang di kali ini pada akhirnya mempunyai keberanian untuk meminta penjelasan alasan kedatanganmu. Karena aku yang di kali ini untuk pertama kalinya merendahkan harga diriku menerima ajakanmu untuk bertemu.

Aku yang tanpa kau tau sedang berusaha mencari tau kemana arah yang harus kuambil di akhir nanti, malah kau anggap 'ribet'.

Kau tau,

Setidaknya aku tidak lagi hanya menerima...

Setidaknya aku tidak lagi hanya menunggu...

Tapi kau tak tau.

RIBET!!!

RIBET!!!

RIBET!!!

Teriakmu terus menerus...

Andai saja kamu tau. Semua ketidak stabilanmu dalam bersikap juga sering membuatku 'ribet'. Iya, andai saja kamu juga tau. Atau paling tidak, menyadarinya sedikiiit saja.

Sedikiiit saja...

No comments: