Thursday, February 16, 2012

Kemana Saja?

"Hai...", sapanya dengan penuh senyum.

Kulirik jam dinding di ruang tamu rumahku, rasanya jam sepuluh sudah termasuk terlalu larut untuk bertamu, tapi aku rasa dia tidak mengerti, karena kalau dia mengerti mungkin saat ini aku sudah sedang tertidur nyenyak diatas kasurku. Kupersilahkan dia masuk.

"Sebentar saja...", bisiknya.

Apa mungkin karena pikiranku yang begitu saja melayang entah kemana, atau memang tiba-tiba saja kedua telingaku ini tidak bisa berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Dari semua kata yang dia ucapkan, aku tidak mengerti kemana arah dan tujuan perkataannya.

Samar-samar yang bisa kudengar hanya ada kata 'salah'; 'dulu'; 'maaf'; 'sekarang' dan 'menyesal' juga 'mengantuk', ups! aku salah untuk yang terakhir, kata itu muncul dariku.

"Jadi gimana?", tanyanya tiba-tiba.

Seketika ingatanku kuputar mundur mencoba mengingat kembali ke dua tahun yang lalu, ketika dia untuk kesekian kalinya menempatkan jeda untuk alasan yang tidak pernah berubah. Aku menarik nafas panjang, menghembuskannya pelan-pelan.

Dia mencoba menggenggam jemariku, sesopan mungkin aku mencoba menolaknya.

Kutatap dia yang sedang duduk di hadapanku saat ini, dia yang sempat menjadi segalanya untukku, dia yang menghancurkan semua harapan dan mimpiku dengan telak.

"Kemana saja kamu, disaat aku masih mencintaimu?", tanyaku pelan.

~We never forget, we just somehow stop to care.
We never stop to care, we just for some reasons actually stop to love~

Aku tersenyum tipis, dia diam.

No comments: