Thursday, January 05, 2012

Those Who Talk Behind

People talk, yep they do! i mean, we all do!
yet the funniest thing is whatever they; we talk about,
when it comes to others, some say it right on face and some say it behind.


Marah...
Kesal...
Dongkol...
Sebagian emosi yang mungkin terasa saat Kita tau atau saat Kita ngerasa ada yang ngomongin Kita diem". Oh udah pasti ngomongin yang nggak bagus dong, makanya emosi yang muncul juga jenis emosi yang bikin hati dan telinga terasa panas :)). Saya juga gitu, rasanya pengen langsung marah" dan mencak" sampe kalo perlu nunjuk" muka orang yang *kalo emang bener ternyata* ngomongin Saya dibelakang. Saya rasa nggak ada yang salah dengan bereaksi seperti itu, di-awal.

Di-awal?
Iya normal kok buat balik marah, itu namanya 'pembelaan diri'. Eh bener nggak? ya itu sih menurut Saya.
3 - 7 menit pertama, boleh lha nggak nerimo; nggak suka, tapi begitu masuk menit ke 9 dan seterusnya, Saya rasa Kita harus loh sedikit saja meluangkan waktu untuk 'bercermin'.

~Ngomong" tentang 'bercermin', ini sekedar berbagi saran aja sih, cari'lah cermin yang bener" jujur dan tulus. Bukan karena atas dasar ada pertalian keluarga atau ada titel pacar juga sahabat. Carilah cermin yang benar" ketika memang Kita salah, pantulan'nya akan dengan jujur menunjukkan kalo Kita salah~

Yuk balik lagi ke topik, :p
Jadi gini cerita'nya, belakangan ini Saya lagi sering sengaja nggak sengaja baca kutipan" bijak di linimasa.

'Jika seseorang membicarakan'mu di belakang'mu, itu karena hidup'mu lebih baik dari hidup mereka'
'Yang ngomongin di belakang, itu artinya sirik'


dan kutipan" sejenis lain'nya.
Then suddenly heres this thought popped out in mind. Pernah'kah sekaliii aja, sekali aja berpikir kalo memang ternyata ada orang" yang ngomongin Kita dibelakang, jangan" memang Kita udah lakuin sesuatu yang salah. Sesuatu yang sadar nggak sadar Kita lakuin dan ternyata berdampak buruk buat orang lain.

Saya rasa,
ketika cuma 1 atau 2 orang saja yang bilang Kita salah, masih bisa Kita adem ayem dan sedikit berpikir mungkin aja Mereka sirik. But when this whole world suddenly against you, then i guess its time for you to see might there's something wrong with you.

Let's being humble,
Nggak perlu bikin konferensi press ala artis" mengaku salah di depan publik, kalo ternyata saat 'bercermin' Kita sadar ternyata memang Kita yang salah. Just admit it in your heart, meminta maaf kepada orang yang bersangkutan *kalo ada dan kalo berani plus nggak terganjal gengsi* and most important thing is dont do the same mistake ever again. Sesederhana itu, iya...sesederhana itu.

The most fun thing of being wrong,
is we always think that we're right


Tapi,
Apa tidak lelah, selalu berjalan di'muka bumi ini dengan dagu yang diangkat terlalu tinggi?.

No comments: