Saturday, January 07, 2012

Marriage For Chita

Ngopi doeloe, Hari ini, Minggu, 15:19 wib


"Ya terus emang kenapa kalo dalam waktu 6 bulan lagi Gue 30?", Chita meneguk habis es kopi hitam favorit'nya cepat"

"30 Ta, 30! mau married kapan lagi coba?", Lulu menatap heran sahabat yang sudah dia kenal sejak jaman seragam putih merah itu sambil sekali" melirik ke arah Bara, si kecil jagoan pertama'nya yang tertidur kelelahan setelah seharian menemani'nya dan Chita jalan" di mall.

hening...

"Emang, Lo ga pengen married?", Lulu melirik jahil dan Chita tertawa lirih mengerti kemana arah pertanyaan itu sebenernya menuju.

"Emang, Lo ga pengen punya Bara versi Lo sendiri?", Lulu tau bagaimana sayang'nya Chita kepada Bara, Chita menghela nafas pelan.

"Emang, Lo mau terus"an sendirian Ta?", cuma Lulu yang tau bahkan sangat tau apa sebenarnya yang tersembunyi dibalik sikap riang yang selalu ditunjukkan Chita.

hening...

Chita menghela nafas pelan, lalu menatap Lulu dengan hangat dan melirik Bara sambil tersenyum tipis.

Chita meneguk isi gelas kedua es kopi hitam lalu menyandarkan kepala'nya di sofa, lalu lagi" tersenyum tipis.

"Lulu, siapa bilang Gue ga pengen married?", ujar'nya pelan.

"Siapa bilang?, Gue ga pengen Bara versi Gue sendiri", lanjut'nya lagi.

"Dan, siapa sih Lu? yang mau terus menerus sendirian, Gue sih ga", tutur'nya lagi.

hening...

"Aneh ga sih Lu, kalo misalnya Gue bilang, iya Gue pengen married tapi Gue ga tau bakal Married apa ga. Maksud Gue, pengen itu ga selalu berarti bakal kan. What is it with people and marriage Lu?. if its all just about sex, jaman sekarang kayanya orang ga butuh legalitas kalo cuma buat having sex, bahkan kayanya kalo cuma buat sex orang ga perlu cinta selama sama" cuma butuh keringat. So Lu, tell me...what is this marriage actually about?"

Lulu tertawa ringan, Chita yang dadakan jadi pendiam tadi sudah kembali ke bentuk semula, menjadi Chita si aneh dengan jawaban" ajaib'nya.

"Bayi, emang kalo pengen bayi harus punya buku nikah dulu ya Lu?. Bukan'nya boleh aja kan ya misalnya Gue ke bank sperma terbonafit, pilih" bibit jempolan dan jreng! jreng! Gue punya Bara versi Gue sendiri, lalu masalah selesai. Nyokap Bokap dapet cucu, Adik" Gue dan Lo dapet keponakan, Bara dapet temen lalu semua bahagiaaa. Coba aja ya Lu, kaya di film" kartun aja gitu bayi bisa dikirim via burung bangau, Gue pesen deh satu buat besok"

Lulu menggelengkan kepala'nya pelan, ini dia kenapa ga mudah buat ngebedain kapan Chita becanda atau serius.

"Gue ga sendirian Luluuu, Gue punya keluarga; temen" kantor; sahabat kaya Lo; Bara dan mungkin musuh diam" diluaran sana, Gue rasa cukup kok at least sampe detik ini. Kalo ini cuma tentang to have someone doing even a simple thing for me, kayanya Gue masih bisa lakuin semua'nya sendiri kok. Look at me Lulu, i pay my own bill; i live in my own place; i do everything even i go wherever i want by myself dan Gue bahkan ngurus mobil sendiri. Eh ya ampun Luluuu, ini Gue emang mandiri apa kebiasaan sendiri ya"

Lulu menghela nafas'nya pelan, Chita lah Chita, selalu berusaha terlihat kuat walau sebenernya...

hening,

"Pikirin lagi baik2 semua yang baru keluar dari mulut Lo itu Ta, was it really came out from your heart apa sekedar penghibur hati semata"

Chita tersenyum, ini kenapa dia begitu menyayangi dan menganggap Lulu lebih dari hanya sekedar teman atau sahabat, Lulu mengerti


4tahun yang lalu,

'Aku belum siap kalo harus married Ta, i still have dreams to catch; i still wanna hang out with my pals; still wanna enjoying my hobbies, Aku ga bisa'

Namanya Rian, yang sempat selama 7 tahun mengisi hari" Chita; mengisi ruang impian Chita akan masa depan; melewati jatuh bangun bersama, Rian yang kemudian mengambil keputusan untuk meninggalkan Chita dengan alasan tipikal khas lelaki, Rian yang ternyata 6 bulan kemudian mengundang Chita datang ke pernikahan'nya dengan perempuan lain.


kembali ke hari ini,

"You deserve to be happy, Ta. Find it, grab it, enjoy it...", Lulu menggenggam tangan Chita pelan.

Chita tersenyum tipis.

No comments: