Wednesday, February 05, 2014

Di Satu Sore

Cukup segelas coklat hangat,

Tanpa perlu tambahan gula; es krim vanila; atau apalah toping lainnya yang biasa dipakai para peracik minuman kopi dan coklat di restoran.

Coklat bubuk...

Diseduh air panas, harus panas bukan hangat apalagi suam-suam kuku.

Pahit,

Namun menyejukkan hati yang sedang dilanda resah. Hati siapa?. Siapapun. Kali ini, hatiku.

Aku suka sore hari menjelang senja.

Suasananya mampu membuatku merasa nyaman. Kadang, saking nyamannya aku bisa merasa sedang kembali ke masa lalu atau meloncat jauh membayangkan masa depan.

Tapi tidak kali ini.

Sore ini aku cukup hanya memikirkan masa kini. Saat aku sedang bernafas dan mengedipkan kelopak mataku.

Iya...

Baru kali ini aku merisaukan masa kini.

Siapa aku. Apa mauku. Apa yang sedang kulakukan. Siapa yang ada disampingku. Apa yang sedang kutunggu.

Coklat hangat...

Untuk sementara, cukup. Untuk menenangkan kalbu dan melukiskan senyuman.

Aku tidak apa-apa...

Kita akan baik-baik saja. Jangan khawatir. Aku akan berusaha. Untukmu. Karena saat ini satu-satunya alasanku tetap berjuang adalah kamu.

Coklat hangat...

Aku harap kelak kamu juga akan menyukainya. Seperti aku.

No comments: