Wednesday, June 20, 2012

For The First Time In My Life, JB's Song Sounds Right

Kutatap bayangan yang terpantul di cermin.

Wajahku. Sisa-sisa dari menangis dan terjaga semalaman masih terlihat jelas. Aku rasa irisan mentimun atau siraman air dingin pun tidak akan ampuh menghilangkan bengkak dan lingkaran hitam di sekitar kedua mataku.

Bah!

Bengkak dan lingkaran hitam di sekitar mata tidak seberapa. Tapi ini!. Kusentuh dadaku. Jantungku berdetak sebegitu kencangnya. Sesak, aku hampir tidak bisa bernafas. Perutku, seperti ada ribuan kupu-kupu mengepakkan sayap-sayapnya di waktu yang sama. Kepalaku, tanpa aku minta pun seolah-olah begitu saja memutar kembali potongan-potongan kenangan masa lalu. Dan hati ini. Bila ada kata lebih dari sekedar 'sakit' dan 'perih', pasti sudah kupakai untuk menggambarkan bagaimana rasanya.


Kulirik jam yang tergantung di dinding kamarku. Angka lima.


Masih ada waktu...

Untuk tetiba saja muncul dihadapannya. Dengan tanpa banyak kata, menarik tangannya dan membawanya pergi. Tanpa perduli begitu saja meninggalkan sosok ayu berkebaya putih, yang pasti sudah sangat tidak sabar menanti saat ini tiba sejak jauh-jauh hari. Sebuah pikiran gila seketika muncul. Bagaimana bila kubiarkan saja dulu upacara nan sakral itu berlangsung, lalu aku tanpa tau diri datang memecah kekhidmatan dan mengobrak-abrik semuanya. Merusak mimpi sang wanita, mencoreng muka keluarga kedua mempelai dan sudah pasti menjatuhkan harga diriku sendiri.

Kuhela panjang nafasku,

'Mimpi sang mempelai wanita', ujarku tadi. Demi tuhan, itu juga mimpiku. Lebih tepatnya, pernah jadi impianku. Saat aku masih bersamanya.

Kamu. Seharusnya aku, yang saat ini berkebaya putih bersanding anggun tepat disampingmu. Seharusnya namaku, yang kau sebut dengan penuh keyakinan dan kemantapan diantara lafal ijab qabulmu.

this is so wrong
I cant go on
Till you believe 
that should be me

Entah kenapa, baru di kali ini saja lagu itu tetiba tidak lagi terdengar hambar di telinga. Kutarik lalu kuhembuskan nafasku dengan cepat, kusunggingkan senyuman tipis di wajah. Kuambil kunci mobil dari atas meja rias. Tekadku sudah bulat.

Mau kemana?

Entahlah, lihat saja nanti. :)


Deeply inspired by Nova L, but just like you said: "no matter what...somehow it'll happen"

No comments: