Wednesday, April 25, 2012

Bukan Untukku Menjadi Pintar

*Book: Number of printed sheets of paper fastened together in a cover, 
            -Oxford Dictionary-


Tak masalah, masih terbungkus kemasan plastik dengan rapi dan bersih di salah satu dari sekian banyak rak di toko buku. Tak perduli, walau sudah lusuh tersimpan dengan sedikit tertutup lapisan debu untuk beberapa waktu pada sebuah rak di ruangan bernama perpustakaan.

Aku tetap suka aromanya,

Bisa dibilang, sama halnya seperti aku menyukai petrichor, aroma khas yang tercium dari tanah; ilalang dan rerumputan setiap kali hujan telah turun. Iya, sangat menyukainya.

Tentang buku,

Penerbit, siapa yang menuliskan kumpulan kata-kata di setiap lembarannya pun, aku tidak pernah ambil pusing. Konyol rasanya, kalau memilih dan membaca sebuah buku hanya karena siapa yang menulis. Yang penting dari sebuah bacaan itu, nyawa yang terkandung dalam setiap rangkaian kata. Isinya, maksudku. Iya toh? paling tidak, itu menurutku.

Hmm...just hold that thought,

Jangan pikir kalau aku ini pintar, apalagi mendekati jenius, hanya karena di kali ini berbicara tentang aku dan buku. Jangan juga bayangkan keseharianku akan selalu kuhabiskan dengan duduk manis dalam ruang baca, mengenakan kacamata bingkai tebal, ditemani secangkir kopi hitam panas, membaca sampai habis sebuah buku tebal, dikelilingi tumpukan-tumpukan buku yang menunggu gilirannya untuk kubaca.

Jauh dari itu...

Kalau sekiranya kalian membaca agar menjadi pintar, sebaliknya aku tidak. Jangan juga disamakan dengan hobi, karena hobiku menulis, bukan membaca. I have this theory, i think i read just to keep my head busy. Rumit? mungkin saja.

Begini,

Ketika rintik hujan dibalik jendela yang kalian harapkan bisa mengalihkan pikiran dan membuat hati tenang malah meresonansi ingatan lalu, seolah-olah memperdengarkan lagu rindu......cobalah caraku.

No comments: