Monday, March 26, 2012

*Menghela Nafas

Tidak adil,

Aku memang belum tiba disana.

Tiba di kata 'Bahagia', yang seperti selama ini selalu aku sisipkan di tengah-tengah pembicaraan kita yang tidak pernah berujung. Tapi paling tidak, kaki kiriku ini sudah perlahan-lahan mau melangkah maju, mensejajari langkah kaki kananku.

Dan kamu,

Kamu dengan segala bentuk keegoisanmu, tiba-tiba saja muncul dengan santai melenggang masuk datang kembali. Tidak ada sapa, tidak juga ada basa nan basi. Kamu datang, seolah-olah sudah berdiri begitu saja dihadapanku tanpa memperdulikan sedang apa dan sedang bersama siapa aku saat itu.

"Aku menyesal...", ujarmu.

Seharusnya kamu tau. Mendengar itu dadaku seketika terasa begitu sesaknya, aku bahkan sampai lupa bagaimana caranya menghirup udara. Lucu. Aku, yang biasanya begitu mudah menyusun kata menjadi kalimat, tetiba saja diam membisu, membeku.

Disaat aku limbung karena kedatangan dan ucapanmu, kamu perlahan berbalik...

Hey! tunggu dulu. Ingin rasanya kutarik sebelah tanganmu, membalikkan badanmu kembali menghadapku. Ada apa ini, aku sungguh tak mengerti.

Kamu bilang, aku cukup hanya perlu tau apa yang sebenarnya kamu rasakan. Kamu bilang, semua tidak perlu lagi dibahas panjang-panjang. Kamu bilang...kamu bilang...kamu bilang...kamu bilang...aaargh! otakku ini rasanya tak mampu mencerna jalan pikiranmu.

Kau tau, mudah sebenarnya...

Cukup bawakan aku setangkai mawar putih, ketuk pelan pintu rumahku, genggam tanganku. Tapi naaah, muluk rasanya membayangkan kamu akan benar- benar melakukannya.

Tidak adil,

Kalau begini, seharusnya dari awal saja kamu tidak perlu datang.

No comments: