Thursday, February 09, 2012

Ada Dia Yang Kutunggu

Kalau ibu melihat apa yang sedang kulakukan saat ini, ia pasti mencubit pipi kananku.

"Dayu, kebiasaanmu nongkrong di depan pintu itu harus dirubah!", itu komentarnya setiap kali melihatku melakukan kebiasaan soreku ini.

Ah ibu, ini bukan nongkrong...ini namanya duduk santai.

Iya,
Aku suka, sukaaa sekali menghabiskan sore hari dengan sekedar duduk-duduk selonjoran kaki di depan pintu, tepat di tangga beranda yang menghadap halaman depan rumahku .

Tidak ada yang salah toh, dengan kebiasaanku itu? Aku rasa juga begitu. Siapa yang rela melewatkan pemandangan dan suara tawa riang anak-anak yang sedang bermain bola, sepeda atau petak umpet dan kemunculan jingga di sore hari, aku sih tidak.

"Bu, kalo Dayu di dalem...mana keliatan", timpalku selalu kepada ibu.

Yang ibu tau,
aku suka anak-anak; aku suka aroma toko buku; aku suka jingga di pagi-sore hari; aku suka rinai hujan; aku suka selonjoran di tangga depan rumah; aku suka teh hangat tidak terlalu manis; aku suka bulan purnama.

Tak perlu kusebutkan satu persatu, ibu tau semua yang tidak dan sangat kusuka, ibu tau semua tentangku kecuali satu, ibu tidak tau kalau ada dia yang kutunggu kehadirannya di setiap soreku. Dia yang namanya sudah dituliskan untukku di dalam kitab Lauhul Mahfudz.

"Aku hanya mempermudah dia bu, biar dia tidak perlu lagi mengetuk pintu rumah kita untuk mencariku, karena aku sudah ada disana, di beranda rumah, menantinya", bisikku.

No comments: