Sunday, January 29, 2012

Setinggi Dinding Yang Tertinggi


"once u get hurt, at the next day u'll find urself building a wall...a huge one surrounded by the strongest army to protect u, just to make sure that there will be nothing close enough to hurt u anymore in the first place."


Bukan karena tidak merelakan yang sudah berlalu, bukan karena tidak menerima yang telah terjadi, tapi hanya berjaga - jaga agar tidak lagi terjadi yang sama...katanya.

Iya,
itu saya bagaimana dengan kamu?.
entah sadar atau tanpa sadar, saya ngebangun dinding an invisible one setinggi dinding yang tertinggi buat ngelindungin saya, uhm bukan..bukan..mungkin kata yang tepat itu bukan ngelindungin tapi ngebatasin saya dengan dunia luar.

Maksud saya,
i do meeting people; hanging out; having some fun; doing silly stuffs...but thats it, itu saja tidak lebih. when it comes to relationship, im bam!?! suddenly being numb. Ga ada yang salah dengan orang - orang itu, masalahnya ada di saya.

Masa lalu,
hhhmmm ga perlu membahas masa lalu walau saya di hari ini memang sedikitnya...uhm sebagian besarnya terbentuk karena apa yang sudah berlalu. Here im, hearing and seeing many yet trust nothing.

Apapun,
tetiba rasanya suliiit sekali percaya both on people ive just met and new things ive just heard or seen. Rasanya nyali saya, tepatnya saya rasa saya ga lagi punya nyali yang cukup besar buat mempercayai apapun. Bukan meyakini loh ya, 'yakin' dan 'percaya' itu kan beda, i do have what i put my faith on.

Its just,
sama seperti kata 'Maaf' yang menurut saya kekuatan makna dan magic'nya bakal berkurang bisa juga menghilang kalau terlalu sering diucapkan. Begitu juga dengan rasa percaya, jangankan berkali - kali, sekali saja patah karena dipatahkan, bakalan susah bahkan mungkin tidak bisa lagi ada.

Bener ga sih? entahlah, itu menurut saya.

No comments: