Wednesday, January 25, 2012

Ketika Harga Diri Mengalahkan Segalanya

Seperti yang sudah - sudah, kuketukkan jari jemariku dengan tanpa irama diatas meja, kulirik sekilas benda hitam dihadapanku yang katanya pintar itu,

"Hhhh...pintar, iya pintar menjauhkan yang dekat dan semakin menjauhkan yang sudah jauh", sewotku.

Detik ke tiga, tujuh, sembilan...

Kuambil benda hitam itu, kutelaah satu persatu nama mencari namamu yang terkadang aku sendiri lupa sudah menggantinya sesuai dengan suasana hatiku ketika mengingatmu...

"Ini dia", bisikku.

Nama terakhirmu belum sempat kuganti, 'Perahu Kertas'. Ah kau tak perlu tahu apa alasanku menggunakan nama itu, cukup aku. Tapi aku rasa kamu cukup pintar, tak perlu kujelaskan apa yang akan terjadi dengan perahu yang terbuat dari kertas bila terlalu lama berada diatas air.

Kupilih P, K, A, B, R, kususun menjadi sebuah kata tanya dengan '?' di akhir, hening seketika lalu kuhapus dengan cepat kutaruh si hitam pintar kembali diatas meja.

Kuangkat daguku tinggi.

Detik ke dua, enam, sepuluh...

Kugigit sekilas bibirku pelan, kuambil lagi si kotak hitam, kali ini menemukan namamu jauh lebih mudah dari sebelumnya, kuhela nafasku sebentar.

Kuketik H, E, Y, kali ini dengan '!' di akhir, kemudian hening seketika dan lagi - lagi kuurungkan niatku, kusimpan telepon pintarku dan untuk kali ini didalam tasku.

Kuangkat kepalaku tinggi - tinggi.

No comments: