Thursday, March 01, 2012

I'll Be The One In White

Warna putih,



Ditambah sekilas seulas semburat ungu lembut bunga lavender.

Aku tidak pernah menginginkan ada berdiri di satu panggung utama yang besar, di dalam sebuah gedung pertemuan yang megah, serta di hias dengan setingan ruangan yang indah nan mewah, ditambah beratus bahkan beribu tamu yang mungkin tidak semuanya kukenal.

Tidak, tidak pernah.

Kalau boleh berangan-angan, cukup di kebun belakang rumah saja. Eh tunggu! rumahku tidak ada kebun belakangnya, tapi itu bisa diatur. Sekarang sudah banyak rumah makan bertema alam yang mungkin saja sebagian spot indahnya bisa kusewa. Masalah tempat dan hidangan, selesai.

Tempatnya sudah tidak perlu lagi dihias macam-macam, cukup ditambah pemanis dari kain berwarna putih dan lavender di beberapa titik.

Juga tidak perlu luas, asal bisa menampung aku; dia dan mereka. Mereka yang memang selama ini benar-benar ada di hidupku juga di hidupnya. Keluarga dan sahabat, itu saja sudah lebih dari cukup.

Mimpiku tentang hari itu.

Bukan karena aku ini terlampau pelit atau mencoba berhemat, juga bukan karena tak ingin berbagi kebahagian dengan banyak orang. Entahlah, aku cuma ingin hari itu terasa hangat dan sakral dikelilingi orang-orang yang kusayangi yang juga dengan tulus menyayangiku.

Itu saja, alasannya.

Di hari itu, Sabtu pagi menjelang siang, sesudah Ijab Qabul....

Aku ingin sahabat-sahabat lelakiku bermain alat musik, menyanyikan daftar lagu cukup panjang yang di jauh-jauh hari sebelumnya kupesan dengan sedikit rengekan dan paksaan. Aku mau bersenda gurau bersama sahabat-sahabat perempuanku, yang selama ini berbagi cerita hidup denganku. Aku mau berdansa dengan keponakan-keponakan tersayangku, mengikuti semua gerakan tarian mereka. Aku mau menyanyi bertiga, dengan ibu dan Lintang, diiringi alunan musik dari piano yang dimainkan bapak. Aku mau memeluk, bukan hanya menyalami satu persatu mereka yang datang.

Sederhana, bukan?. Oh! satu lagi :)

Dia, yang namanya dituliskan untukku dalam Lauhul Mahfudzh. Dia akan terlihat begitu pantas mengenakan kemeja putih dengan jas hitamnya, tersenyum bahagia berdiri disampingku.

Aku?

I'll be the one in white kebaya, yang berdiri disamping si lelaki berjas hitam sambil tak henti-hentinya tersenyum mensyukuri adanya dia dan mereka di hidupku.

No comments: